Bromooooooooo!!! We are coming!
Siapa yang mau ke Bromo angkat tangannya... hehehe. Alhamdulillah tanggal 5 Maret 2014 saya dapat kesempatan menikmati ciptaan Allah di belahan jawa sebelah timur ini. Saya dan dua teman berangkat dari stasiun Senen Jakarta tanggal 3 Maret menggunakan kereta Matarmaja selama 19 jam perjalanan. Keesokan harinya pukul 9.00 pagi, kami sampai di kota malang dan langsung melanjutkan perjalanan menuju Bromo. Menumpangi angkot biru yang berkode huruf A (Arjosari) kami sampai di terminal Arjosari. Di Malang, ongkos angkot jarak jauh atau dekat dipatok harga 3.000 rupiah per orang. Selanjutnya selama kurang lebih 2 jam kami tertidur pulas dalam Bus ekonomi AC menuju terminal Probolinggo. Di terminal Probolinggo, kami menunggu mini bus yang sedang ngetem. Sampai kapasitas 15 orang terpenuhi, maka mini bus ini baru akan berangkat menuju Cemoro Lawang. Oh Iya, harga perorang menaiki mini bus ini tergantung jam. Bila masih di bawah jam 15.00 maka dikenakan biaya 30.000 per orang. Sedangkan di atas jam 15.00 dikenakan biaya 50.000 per orang (untungnya kami sampai pukul 12.00 hehehe...). Sisi jalan menuju Cemoro Lawang dipenuhi bukit-bukit dan perkebunan. Hampir dua jam kami melewati jalanan yang berliku dan indah tersebut.
Soal penginapan, Jeep, dan mini bus untuk pulang kita bisa diskusikan sama mas-mas kenek di dalam mini bus kita berangkat. Biasanya harga akan jauh lebih murah bila banyak orang dalam rombongan. Untuk yang rombongannya cuma se-encrit tidak perlu khawatir. Join saja dengan rombongan lainnya, pasti banyak yang mau kok (siapa yang enggak mau murah? :p). Kemarin kami mendapat penginapan dengan kamar mandi dalam dan menyediakan air hangat. Air hangat sangat penting ya, mengingat suhu di Bromo bisa mencapai 7 derajat celcius. Penginapan ini dikenakan biaya 175.000 rupiah per kamar. Okeh, akhirnya ketemu kasur juga. Istirahat dan siap-siap mulai perjalanan besok subuh jam setengah empat dini hari.
Hari yang ditunggu telah tiba! Pagi-pagi buta sekitar pukul 03.25 WIB kami berangkat menggunakan Jeep menuju penanjakan 1. Jangan lupa pakai peralatan tempur, mulai dari jaket, celana panjang, kaus kaki, sarung tangan, masker wajah, kupluk, sepatu/sendal trekking, air minum, cemilan, dan kamera (paling wajib). Buat yang mabok darat juga bisa siap-siap kantong plastik dan antimo. Karena selama kurang lebih 50 menit kita akan diombang ambing dalam Jeep melalui lika-liku pasir berbisik wuuuuusss. Biaya sewa Jeep tergantung banyaknya penumpang. Kebetulan kami naik bertujuh, maka dikenakan biaya 100.000 per orang.
Soal penginapan, Jeep, dan mini bus untuk pulang kita bisa diskusikan sama mas-mas kenek di dalam mini bus kita berangkat. Biasanya harga akan jauh lebih murah bila banyak orang dalam rombongan. Untuk yang rombongannya cuma se-encrit tidak perlu khawatir. Join saja dengan rombongan lainnya, pasti banyak yang mau kok (siapa yang enggak mau murah? :p). Kemarin kami mendapat penginapan dengan kamar mandi dalam dan menyediakan air hangat. Air hangat sangat penting ya, mengingat suhu di Bromo bisa mencapai 7 derajat celcius. Penginapan ini dikenakan biaya 175.000 rupiah per kamar. Okeh, akhirnya ketemu kasur juga. Istirahat dan siap-siap mulai perjalanan besok subuh jam setengah empat dini hari.
Hari yang ditunggu telah tiba! Pagi-pagi buta sekitar pukul 03.25 WIB kami berangkat menggunakan Jeep menuju penanjakan 1. Jangan lupa pakai peralatan tempur, mulai dari jaket, celana panjang, kaus kaki, sarung tangan, masker wajah, kupluk, sepatu/sendal trekking, air minum, cemilan, dan kamera (paling wajib). Buat yang mabok darat juga bisa siap-siap kantong plastik dan antimo. Karena selama kurang lebih 50 menit kita akan diombang ambing dalam Jeep melalui lika-liku pasir berbisik wuuuuusss. Biaya sewa Jeep tergantung banyaknya penumpang. Kebetulan kami naik bertujuh, maka dikenakan biaya 100.000 per orang.
Penampakan Jeep kece yang mengangkut orang-orang kece :p |
Sesampainya di pos penanjakan, kita akan disapa banyak pedagang yang menawarkan jasa sewa jaket. Buat yang peralatannya sudah lengkap just say no with beautiful smile yaaa hahahaha... Penanjakan sampai ke view point hanya sekitar 10 menit, dan jalan yang dilalui berupa aspal bolong-bolong seperti gambar dibawah ini.
Naaaah, enggak susah kan??? setelah menunggu sambil nikmatin bintang sampailah kita di inti acarannya, yaitu melihat Sunrise. Serius keren sekaligus mistis abis... Awan-awan mulai muncul di bawah kita, kabut-kabut mulai hilang, sinar oranye mulai berkilauan, dan teletabies berpamitan #ehh... Jangan lupa siapkan kamera yang full battery and empty memory card.
Aduhaaaaai cantik banget ya pemandangannya. Enggak rugi deh jauh-jauh datang ke kota apel ini. Pemandangan apik begini sayang banget kalau dilewatin. Makanya enggak heran kalau yang dateng bejibun nih pembaca, kayak foto di bawah ini.
Padahal kami datang di hari weekdays dan bukan peek season loh, tapi ramenya kebangetaaaaan. Enggak kebayang deh apa jadinya tempat itu kalau lagi tahun baru atau liburan anak sekolah. Pastinya penuh sesak banget. Keindahan dari yang Maha Agung ini tidak bisa kita nikmati lama-lama karena padatnya jadwal perjalanan selanjutnya (cailaaaaah). Pukul setengah tujuh, kita sudah harus berjibaku lagi didalam Jeep menuju kawah.
Kawah yang akan kita lihat ini harus melalui jalanan berpasir yang dapat ditempuh dengan kuda (sewa 50.000 bolak-balik) atau berjalan kaki. Kalau ingin berjalan kaki kita harus hati-hati karena jalanannya banyak ranjau tahi kuda. Perjalanan yang cukup jauh ini akhirnya bertemu dengan ratusan anak tangga yang mengantar kita lebih dekat ke kawah. Ada mitos yang mengatakan kalau anak tangga ini jumlahnya akan berbeda bila dihitung oleh orang yang berbeda. Yaiyalah yaaa... secara tingkat konsentrasi manusia itu beda-beda, tapi enggak apalah buat seru-seruan aja, dari pada bengong.
Anak tangga teratas diinjak dan akhirnya sampai juga diiiiiii... "loh? kok kawahnya begini?" itulah kata pertama yang saya ucapkan hahaha... Yup, bener banget! Di atas itu adalah foto kawah yang membuat saya berjalan di atas pasir ratusan meter dan menaiki anak tangga yang katanya mencapai empat ratusan anak tangga tersebut. Saya juga sempat speechless melihatnya. Jalan kaki lebih dari satu jam tapi lihat-lihatnya hanya lima menit hahahahaa.... Ya sudah enggak usah lama-lama, bau belerangnya menyengat. Jangan lupa pakai masker yaaaa.
Selanjutnya kami ke bukit teletabies yang lebih mirip desktop background untuk Windows XP hahaha... Di bukit ini, yakinlah sumpah panaaaaas banget, enggak ada tempat berteduh pula. Tapi tenang saja, ada tukang bakso malang di sini (ehh enggak ngaruh ya?). Setelah bukit teletabies disinggahi, kami lanjut ke pasir berbisik. Tapi berhubung pasirnya lagi pada diam dan kami sudah keburu malas, jadilah kami langsung kembali menuju penginapan. Sambil menunggu jemputan mini bus jam 12 siang, kami mandi dan beres-beres. Saran saja nih, lebih baik habis lihat sunrise balik saja langsung ke penginapan untuk menghemat waktu perjalanan anda ;p
Di bawah ini saya lampirkan estimasi keuangan perjalanan dari stasiun Malang sampai kembali lagi. Lets trip to Bromo everybody :)
Perihal
|
Dana
|
Angkot ke terminal Arjosari
|
Rp. 3.000
|
Bis ke Probolinggo
|
Rp. 27.000
|
Mini Bus ke Cemoro Lawang
|
Rp. 30.000
|
Penginapan per kamar
|
Rp. 175.000
|
Jeep
|
Rp. 100.000
|
Mini Bus ter. Probolinngo
|
Rp. 30.000
|
Bis menuju Arjosari
|
Rp. 27.000
|
Angkot ke stasiun malang
|
Rp. 3.000
|
Total
|
Rp. 395.000
|
No comments:
Post a Comment